Selasa, 22 April 2008

TUGAS ANGKET SEDERHANA

LIMA KARAKTER GURU TERBAIK DAN TERBURUK
· Lima karakter guru terbaik menurut saya :
§ Bersahabat
Guru yang memiliki sifat bersahabat ini cenderung dapat bergaul dengan bermacam-macam siswa, tentunya dengan sifat siswa yang memang beragam. Sang guru lebih sangat disukai oleh banyak siswa, karena dalam proses belajar mengajar siswa membutuhkan sosok guru yang bersahabat untuk menjadi cerminan karakrer baginya.
§ Humoris
Guru yang humoris biasanya sangat memberikan pencerahan bagi siswa-siswa yang diajarnya, karena dalam setiap proses belajar mengajar pada umumnya seorang siswa membutuhkan intermezo yang dberikan oleh sang gturu dalam setiap selingan di waktu belajar.
§ Ramah
Sang guru akan lebih dihormati oleh siswa-siswanya apabila ia dapat bersikap ramah terhadap setiap siswa. Oleh karena itu, sikap ramah sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar demi terwujudnya suatu interaksi yang baik.
§ Memotivasi
Sang guru biasanya memberikan/memasukkan motivasi-motivasi yang bermanfaat dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Motivasi-motivasi itu sudah seharusnya diberikan oleh setiap guru, karena siswa akan lebih patuh dan percaya pada gurunya apabila sang guru dapat memberikan motivasi-motivasi yang bermanfaat bagi kehidupannya.
§ Pelindung
Guru pelindung ini biasanya dikerumuni oleh siswa-siswa yang menyukai sifatnya tersebut, karena siswa membutuhkan sosok jiwa pelindung dalam mencapai proses belajar mengajar tersebut. Sifat-sifat guru pun beragam, tapi kadang setiap siswa tidak mau mengerti tentang keadaan tersebut. Yang ia fikirkan adalah guru itu orang tua yang harus mengerti segala hal tentangnya. Kenyataannya tidak seperti itu, kenyataannya adalah guru pun memiliki berbagai karakter yang orang lain tidak mengerti. Untuk menanggapi berbagai macam karakter guru tersebut, siswa sangat membutuhkan guru yang memiliki sifat pelindung, karena siswa membutuhkan sosok pelindung yang yain selain orang tuanya di rumah.
· Lima karakter guru terburuk menurut saya :
§ Angkuh
Guru ini kadang tidak mengerti tentang keadaan siswa yang memang memiliki sifat labil dalam perkembangannya, dan guru yang memiliki sifat seperti ini pada umumnya tidak disukai siswa kehadirannya dalam proses belajar mengajar.
§ Membosankan
Dalam proses belajar mengajar, guru yang memiliki sifat seperti ini akan sangat menghambat cara belejar siswa karena pada umumnya seorang siswa memiliki jiwa refreshing. Jika dalam proses belajar mengajarnya sang guru memiliki sifat seperti ini, akan menyulitkan siswa dalam menerima ilmu yang disampaikan oleh sang guru.
§ Berprasangka buruk
Guru yang selalu berprasangka buruk terhadap siswanya kadang memang menunjukkan motivasi ataupun hal yang baik. Tetapi, tidak jarang juga mereka memiliki pemikiran yang sangat pendek dalam menilai segala bentuk sifat maupun berbagai macam karakter siswa-siswanya. Kadang mereka tidak dapat membaca keinginan yang tidak disampaikan oleh siswanya, sehingga siswa pun akan menilainya sesuai dengan bagaimana ia menilai siswanya.
§ Pemarah
Jika sang guru memiliki sifat pemarah dalam proses belajar mrngajar, siswa akan sangat jenuh dalam menjalani pembelajaran yang ada. Siswa akan cenderung berfikir bahwa semua yang ia lakukan adalah salah.
§ Otoriter
Jika sang guru bersifat otoriter dalam proses belajar mengajar, siswa akan terhambat perkembangan berfikirnya. Seolah-olah mereka hanya akan menuruti apa yang guru ajarkan tanpa mengembangkannya. Kadang, kreativitas dalam belajar itu sangat diperlukan, maka akan sangat tidak baik jika guru memiliki sifat sepreti ini.

Senin, 14 April 2008

Tugas Diskusi

Perhatian (Tinjauan Psikologis)

1. Perhatian

perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran, pada saat stimuli lainnya melemah (1972:46). Secara sederhana, Perhatian terjadi ketika kita benar-benar berkonsentrasi dalam menggunakan salah satu alat indera kita. Contohnya, ketika kita mendengarkan ceramah seseorang, maka telinga kita benar-benar fokus berusaha untuk mendengarkan dengan sebaik-baiknya.


2. Pengamatan

Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya.

3. Tanggapan

Tanggapan adalah sebuah reaksi yang dihasilkan dari cara berfikir kita terhadap sesuatu. Bagaimana kita dapat menilai sesuatu.

4. Fantasi

Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.

5. Ingatan

Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.

Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.

Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.

Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.

Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.

Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.

6. Berfikir

Berfikir secara umum adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.

7. Perasaan

Semua manusia pasti memiliki perasaan, hanya saja kadarnya berbeda-beda, ada yang kuat ada yang lemah. Perasaan adalah rasa-rasa yang terletak di hati nurani insan.Perasaan-perasaan itu seperti rasa kasih, rasa cinta, rasa benci, rasa jijik, rasa simpati, rasa marah, rasa dendam, rasa rindu, rasa malu, rasa megah, rasa sombong, rasa takut, rasa serba salah, rasa kecewa, dll.

8. Motif

Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.

Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.